Jumat, 13 Juni 2014

Analisa Candlestick menggunakan VSA

Volume Spread Analisis atau sering disingkat VSA. adalah sebuah metode yang menggunakan volume dan spread sebagai acuannya.  Volume diperoleh dari nilai indikator volume bawaan metatrader, sedangkan spread merupakan rentang nilai antara High dan Low, saya sendiri lebih senang menggunakan istilah range sebagai pengganti istilah spread yang biasa kita kenal sebagai selisih nilai antara Ask dan Bid.

VSA sering dipadukan dengan candlestik pattern dengan melihat nilai Close candle apakah terbentuk hammer, doji atau star.  VSA sering digunakan trader profesional sebagai acuan mulai masuk ke market dan keluar dari market.

Indikator volume sendiri sebenarnya tidak mencerminkan banyaknya volume seller dan buyer dalam market yang sesungguhnya, tapi mencerminkan seberapa sering naik-turunnya nilai mata uang itu dalam 1 candle.

Coba perhatikan gambar di bawah ini


Dari gambar di atas, berdasarkan pengamatan saya ada pola chart pattern yang bisa diidentifikasi sebagai berikut:
  1. Pola 1 yaitu adanya anomali antara volume yang lebih kecil dari volume candle sebelumnya dan range yang lebih besar dari range candle sebelumnya.  Adanya anomali ini menunjukkan adanya ketidakwajaran, logikanya dengan range yang lebih besar, volume juga akan lebih besar daripada candle sebelumnya.  Adanya ketidakwajaran ini menunjukkan smart money (SM) sudah melepas ordernya atau ragu-ragu sehingga tidak melakukan order sama sekali.  Berhati-hatilah pada candle berikutnya karena SM biasanya akan masuk dengan meneruskan tren atau merubah tren.
  2. Pola 2 yaitu Supply terserap habis (No Supply) karena harga relatif murah yang ditandai dengan tren bearish yang cukup panjang dan candle dengan ekor bawah yang dekat dengan close price sedangkan volumenya lebih kecil dibanding candle sebelumnya.  Saat yang tepat untuk order Buy karena tandanya tren bearish sudah berakhir dan akan beralih tren bullish.
  3. Pola 3 yaitu tidak ada buyyer (No Demand) karena harga relatif terlalu tinggi sehingga supply tidak terserap habis yang ditandai dengan tren bullish yang cukup panjang dan candle dengan ekor atas yang dekat dengan close price sedangkan volumenya menurun dibanding candle sebelumnya.  Saat yang tepat untuk order Sell karena tandanya tren bullish berakhir dan akan beralih tren bearish.
  4. Pola 4 yaitu adanya anomali antara range yang lebih kecil dari range candle sebelumnya dan volume yang lebih besar dari volume candle sebelumnya.  Adanya anomali ini menunjukkan adanya ketidakwajaran, logikanya dengan range yang lebih kecil, volume juga akan lebih kecil daripada candle sebelumnya.  Adanya ketidakwajaran ini menunjukkan smart money (SM) sudah melepas ordernya atau ragu-ragu sehingga tidak melakukan order sama sekali.  Berhati-hatilah pada candle berikutnya karena SM biasanya akan masuk dengan meneruskan tren atau merubah tren.
  5. Pola 5 yaitu panic buyying trader bermodal kecil yang mengira tren bearish akan berakhir atau ketika tren bullish baru dimulai sehingga buru-buru order buy supaya tidak ketinggalan momentum.  Panic buyying ditandai dengan adanya candle bullish dengan range dan volume yang lebih kecil dibanding candle sebelumnya.
  6. Pola 6 yaitu pola dimana candle dengan body kecil dengan salah satu ekor melebihi 2x body candlenya.  Pola ini menunjukkan SM sedang meneruskan tren sebelumnya.
  7. Pola 7 yaitu panic selling trader bermodal kecil yang mengira tren bullish akan berakhir atau ketika tren bearish baru dimulai sehingga buru-buru order sell supaya tidak ketinggalan momentum.  Panic selling ditandai dengan adanya candle bearish dengan range dan volume yang lebih kecil dibanding candle sebelumnya.
Kemampuan menganalisa candlestick menggunakan metode VSA jika sudah terasah akan menghasilkan profit yang signifikan, semoga sedikit pengalaman dari saya ini berguna untuk anda pembaca blog ini

Suppliers and Exporters