Selasa, 22 Oktober 2013

Supply and Demand

Metode Supply and Demand merupakan metode terbaik dari sekian banyak metode trading forex yang ada.  Metode ini mengacu pada banyaknya volume seller (supply) dan buyer (demand) dalam menentukan order.

Berbeda dengan pasar future dimana banyaknya volume seller dan buyer dapat diketahui datanya dengan pasti.  Pada pasar spot, banyaknya volume seller dan buyer tidak dapat diketahui datanya dengan pasti.

Indikator volume bawaan program metatrader sendiri tidak dapat digunakan sebagai acuan, karena hanya menunjukan pergerakan nilai Open High Low dan Close (OHLC) keseluruhan pada tiap bar (candle) saja, bukan menunjukkan banyaknya volume seller dan buyer keseluruhan secara terpisah.  Seandainya saja trader tahu berapa banyaknya volume seller dan berapa banyaknya volume buyer, tentu trader akan selalu tepat dalam menentukan order dan tidak akan pernah mengalami kerugian.

Perlu diketahui, naik turunnya nilai tukar suatu mata uang disebabkan karena ketidakseimbangan antara volume supply dan demand.  Seperti pada tabel di bawah ini, setiap ada ketidakseimbangan antara supply dan demand maka harga akan berubah sampai terjadi keseimbangan antara supply dan demand.

Tabel di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut:
  1. Sebanyak 12000 seller menjual pada harga tertinggi 5, karena harga terlalu tinggi sehingga hanya sedikit buyer yang berani ambil (2000 volume saja), akibatnya terjadi surplus supply 10000.  Karena terjadi surplus supply maka harga akan turun dengan cepat.
  2. Sebanyak 10000 Seller menjual pada harga 4, karena harga sudah mulai turun, tetapi masih terlalu tinggi bagi sebagian buyer, maka hanya 4000 saja yang diambil buyer, sehingga masih ada surplus supply 6000. Karena masih surplus supply maka harga masih akan turun.
  3. Sebanyak 7000 Seller menjual pada harga 3, karena harga dianggap sudah cukup murah oleh buyer, maka supply diserap habis 7000. Pada fase ini terjadi keseimbangan antara supply dan demand, sehingga harga tidak bergerak naik ataupun turun.
  4. Sebanyak 4000 seller menjual pada harga 2, karena harga dianggap murah oleh buyer, maka 11000 buyer berbondong-bondong order, akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara supply dan demand, dan pasar kekurangan supply sebanyak 7000, sehingga menyebabkan harga naik.
  5. Sebanyak 1000 seller menjual pada harga 1, karena harga dianggap sangat murah oleh buyer, maka 16000 buyer berbondong-bondong order, akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara supply dan demand, dan pasar sangat kekurangan supply sebanyak 15000, sehingga menyebabkan harga naik dengan cepat.

Untuk mengetahui jumlah supply dan demand dengan pasti sangatlah sulit, namun kita dapat mengamati pola yang terbentuk pada chart metatrater sebagai acuan apakah harga akan bergerak naik atau bergerak turun berdasarkan pola berikut:


Gambar garis biru muda (turquois) di atas menunjukkan fase akumulasi, pada fase ini pergerakan harga masih cenderung stabil, supply dan demand masih berimbang, ketika terjadi kekurangan supply maka harga akan bergerak naik dengan cepat dan ketika terjadi kelebihan supply maka harga akan bergerak turun dengan cepat.

Gambar garis putih menunjukkan fase distribusi, pada fase ini supplyer sudah mulai melepas harga sehingga terjadi pergerakan harga yang signifikan sampai terjadi keseimbangan antara supply dan demand.  Jika sudah terjadi keseimbangan maka fase akan kembali ke fase akumulasi lagi.

Gambar garis kuning merupakan saat yang tepat melakukan order.  Dalam melakukan order harus mengikuti pola candle yang terbentuk apakah naik (bullish) atau turun (bearish). Bullish berarti harus order buy sedangkan bearish berarti harus order sell.  Ketepatan waktu dalam mengambil keputusan sangatlah penting, untuk itu harus jeli dan sabar dengan melihat pergerakan candle, baca juga artikel saya lainnya tentang volume spread analisis (VSA) untuk menambah wawasan mengenai pergerakan candle.

Fase distribusi biasanya dimulai ketika ada news penting yang berdampak tinggi (high impact), ketika fase akumulasi terbentuk tunggulah ketika news high impact akan dirilis. Jika news yang dirilis terlihat figur positf segera lakukan order Buy sebaliknya bila figurnya negatif segera lakukan order Sell, oleh karenanya sering sering mengamati informasi news penting baik melalui terminal trader maupun web lainnya.

Banyak trader baru masih awam mengenai istilah volume buyer dan volume seller.  Volume buyer bukanlah banyaknya volume Order Buy yang dilakukan oleh trader, volume seller juga bukan banyaknya volume Order Sell yang dilakukan trader.  Biasakan untuk membedakan antara istilah Order Sell dengan SELL dan antara istilah Order Buy dengan BUY.

BUY yang sesungguhnya adalah ketika seorang trader menutup posisi Order Buy-nya pada harga yang dianggap menguntungkan.  Misal seorang trader melakukan Order Buy pair EURUSD pada harga 1,2240, ketika harga naik menjadi 1,2270 trader tersebut menutup posisi Order Buy nya, maka trader tersebut baru dikatakan BUY 1 EUR sekaligus SELL USD pada harga 1,2270. Jadi ketika seorang trader menutup posisi Order Buy-nya maka trader tersebut baru dikatakan melakukan BUY pada mata uang awal pasangan pair tersebut dan SELL pada mata uang akhir pasangan pair tersebut.  Volume BUY yang sesungguhnya inilah yang disebut volume buyer.

SELL yang sesungguhnya adalah ketika seorang trader menutup posisi Order Sell-nya pada harga yang dianggap menguntungkan.  Misal seorang trader melakukan Order Sell pair EURUSD pada harga 1,2240, ketika harga turun menjadi 1,2220 trader tersebut menutup posisi Order  Sell nya, maka trader tersebut baru dikatakan SELL 1 EUR sekaligus BUY USD pada harga 1,2220.  Jadi ketika seorang trader menutup posisi Order Sell-nya maka trader tersebut baru dikatakan melakukan  SELL pada mata uang awal pasangan pair tersebut dan BUY pada mata uang akhir pasangan pair tersebut.   Volume SELL yang sesungguhnya inilah yang disebut volume seller.

Suppliers and Exporters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar